Senin, 17 Juni 2013

Chocolate Lava


Saat upload foto ini, mata saya udah lima watt rasanya. Ngantuk bukan main. Tapi tetap ingin segera posting agar saya bisa menjelaskan testimoni saya tentang cake ini. Kalau nunggu besok takut lupa.

Resep adopsi dari blog mba Hesti. Salah satu blog favorit saya. Foto-foto diblognya bener-bener menghipnotis pembacanya untuk segera angkat mikser :). Salah satunya ya foto chocolate lava ini.

Kira-kira satu bulan yang lalu saya pernah menikmati coklat lava ini disalah satu gerai pizza didaerah Senayan. Jadi punya sedikit gambaran bagaimana rasa si lava ini.

Ternyata setelah membandingkan keduanya, Lava yang saya buat lebih enaks saudara-saudara....lebih berasa coklatnya. Kalau yang beli lebih dominan manisnya. Bagi yang penasaran silahkan dicoba.



Pinggiran cake moist, coklat lavanya lumer dimulut.  Rasa coklat yang intens (cenderung pait menurutku) ditambah moistnya cake merupakan perpaduan yang sempurna. Recomended...., 

just for info, Saya menggunakan coklat bubuk bensdrop dan dark chocolate tulip.  


Salah satu yang ingin saya sampaikan adalah seharusnya cake dimasak dalam personal cup, agar lebih mudah untuk menikmatinya. Sedangkan saya, karena alasan ribet bin males nyiapin cup jadi  menggunakan loyang bulat diameter 18cm. Alhasil pas dipotong coklat lelehnya luber kemana-mana. Dari segi rasa tidak ada perubahan, hanya penampilannya jadi sedikit berantakan.

 
Hal lain yang harus diperhatikan  dalam pembuatan cake ini adalah waktu pemanggangannya. Ini termasuk hal kritikal yang menentukan terbentuk atau tidaknya lava.

Untuk loyang seperti yang saya gunakan, panggang adonan tidak lebih dari 15 menit dengan api besar. Hanya sampai bagian atasnya berkulit. Kalau hampir 15 menit, bagian atas cake masih basah, segera pindahkan ke rak bagian atas. Ini berlaku untuk oven tangkring seperti punya saya yang notabene tidak mempunyai api atas. Kalau pakai oven yang ada api atasnya, nyalakan api atas di       5 menit terakhir. 

Sedangkan apabila menggunakan cup personal cukup panggang 9-10 menit saja dengan api besar.

Bahan :

- 100 gr good quality of dark chocolate, potong-potong kecil
- 50 gr butter (saya skip dan ganti dengan margarin)
- 50 gr margarin (saya pakai margarin 100gr)
- 100 gr gula halus (saya 70 gr, udah terasa manis)
- 2 telur utuh + 2 kuning telur
- 85 gr terigu protein sedang
- 15 gr coklat bubuk
- 1/4 sdt garam
- margarin/butter untuk mengoles cetakan
- coklat bubuk untuk dusting cetakan

Cara membuat :
  1. Olesi cetakan dengan margarin/butter. Simpan cetakan dalam kulkas sampai membeku. Ulangi lagi mengoles margarin di atas lapisan pertama. Beri coklat bubuk sampai seluruh bagian terkena. Buang sisa coklatnya sambil digoyang-goyangkan.
  2. Tim dark chocolate, margarine, butter dan garam sampai meleleh. Aduk rata. Angkat, biarkan dingin selama sekitar 5 menit.
  3. Kocok telur, kuning telur dan gula sampai mengembang dan berjejak. Tambahkan tepung perlahan-lahan sambil diaduk sampai rata.
  4. Masukkan coklat leleh dalam tiga tahap sambil diaduk rata.
  5. Tuang hampir penuh ke dalam cetakan. Simpan di kulkas minimal 20 menit.
  6. Panaskan oven 200 C. Masukkan kue ke dalam oven dan panggang sekitar 9 -10 menit sampai permukaannya muncul crust dan pinggirnya sudah mulai terlepas dari cetakan.
  7. Angkat. Biarkan 1 menit sebelum dipindahkan ke piring saji.
  8. Sajikan 
 Menurut testimoni  mba Hesti, adonan cake ini dapat disimpan sampai satu bulan di freezer. Woow amaging...tapi saya tidak akan pernah bisa mencobanya, karena tiap kali saya masak kue, dua jagoan saya slalu bolak-balik dapur nanyain kuenya udah mateng apa belum. Ga tega nyuruh mereka nunggu satu bulan. Heheehe :)
 

Selamat mencoba.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar